Berlayar di samudra cintamu
Menguras seluruh tenaga dan pikiranku
Sungguh luas samudra cintamu
Bagai laut yang tak bertepi
Meski berlayar di samudra cintamu melelahkanku
Aku bahagia mengarunginya bersamamu
Kubiarkan cintaku tenggelam dan karam bersama perahu cintamu
Biarkan cinta putih kita menyatu dalam samudra yang biru
Semoga kelelahan saat mengarunginya berakhir dengan harapan bahagia
Bukan hanya asa di ujung senja
Semoga keindahan yang tercipta kan abadi selamanya
Bukan hanya dalam mimpi yang kemudian tenggelam bersama senja
Samudra cintamu adalah tempat terindah dalam pelayaran cintaku
Persinggah terakhir dermaga cinta , yang menyuguhkan sejuta pesona
Bukan hanya janji yang tersuguh di bibir pantai
yang mudah hilang dihantam gelombang
Samudra cintamu, dermaga hatiku, cintai aku dengan ketulusanmu

kuingin jadi perahu
BalasHapusandai engkau samudra biru agar kuslalu bertemu
denganmu tiap waktu…
perahunya bocor gimana?
Hapusawas tenggelam
sebelum sempat tenggelam perahuku telah menepi
HapusDuhai perahu hatiku
BalasHapusberlayarlah di samudra cintaku
Agar kita bisa bertemu
Menyatukan rindu di samudra cinta nan biru
bagus mba puisinya :D
BalasHapusSadeva : makasih
BalasHapusBeruntung banget dia yang menjadi samudera yang selalu menghiasi pantai cintamu
BalasHapusbener banget Sundul karena samudra itu adalah cinta suamiku yang luas dan tiada batas indah dan mempesona
BalasHapusBagus sahabat postingannya ini.
BalasHapusKunjungan serta singgah di sini sahabat
Blog Keperawatan : makasih dah menyempatkan diri tuk singgak di sini
BalasHapusturut menyimak aja, saya tdiak begitu paham dengan puisi
BalasHapusRisalahhati : makasih udah hadir tuk menyimak goresanku.
BalasHapusBagus mbak puisinya. Oiya blognya udah di follback. terimakasih. :)
BalasHapussinggah perdana di sini. salam kenal dan salam sukses selalu!!!...
BalasHapusHalo. Salam kenal. Puisi mbak terlalu mabuk dalam pilihan kata yang itu-itu jua. Terasa hitam putih. lebih seperti sajak sebelum chairil anwar tampil ke muka. Mungkin karena terlalu banyak membaca puisi khalil gibran yang minim tautan rasa.
BalasHapusSalam.
Terima kasih untuk kritikan Anda, semoga untuk selanjutnya puisiku akan berkenan di hati anda. Salam kenal kembali dan terima kasih untuk kunjungannya
BalasHapus