Kamis, 19 April 2012

Samudra Cintamu


Berlayar di samudra cintamu
Menguras seluruh tenaga dan pikiranku
Sungguh luas samudra cintamu
Bagai laut yang tak bertepi
Meski berlayar di samudra cintamu melelahkanku
Aku bahagia mengarunginya bersamamu
Kubiarkan cintaku tenggelam dan karam bersama perahu cintamu
Biarkan cinta putih kita menyatu dalam samudra yang biru
Semoga kelelahan saat mengarunginya berakhir dengan harapan bahagia
Bukan hanya asa di ujung senja
Semoga keindahan yang tercipta kan abadi selamanya
Bukan hanya dalam mimpi yang kemudian tenggelam bersama senja
Samudra cintamu adalah tempat terindah dalam pelayaran cintaku
Persinggah terakhir dermaga cinta , yang menyuguhkan sejuta pesona
Bukan hanya janji yang tersuguh di bibir pantai
yang mudah hilang dihantam gelombang
Samudra cintamu, dermaga hatiku, cintai aku dengan ketulusanmu



16 komentar:

  1. kuingin jadi perahu
    andai engkau samudra biru agar kuslalu bertemu
    denganmu tiap waktu…

    BalasHapus
    Balasan
    1. perahunya bocor gimana?
      awas tenggelam

      Hapus
    2. sebelum sempat tenggelam perahuku telah menepi

      Hapus
  2. Duhai perahu hatiku
    berlayarlah di samudra cintaku
    Agar kita bisa bertemu
    Menyatukan rindu di samudra cinta nan biru

    BalasHapus
  3. Beruntung banget dia yang menjadi samudera yang selalu menghiasi pantai cintamu

    BalasHapus
  4. bener banget Sundul karena samudra itu adalah cinta suamiku yang luas dan tiada batas indah dan mempesona

    BalasHapus
  5. Bagus sahabat postingannya ini.
    Kunjungan serta singgah di sini sahabat

    BalasHapus
  6. Blog Keperawatan : makasih dah menyempatkan diri tuk singgak di sini

    BalasHapus
  7. turut menyimak aja, saya tdiak begitu paham dengan puisi

    BalasHapus
  8. Risalahhati : makasih udah hadir tuk menyimak goresanku.

    BalasHapus
  9. Bagus mbak puisinya. Oiya blognya udah di follback. terimakasih. :)

    BalasHapus
  10. singgah perdana di sini. salam kenal dan salam sukses selalu!!!...

    BalasHapus
  11. Halo. Salam kenal. Puisi mbak terlalu mabuk dalam pilihan kata yang itu-itu jua. Terasa hitam putih. lebih seperti sajak sebelum chairil anwar tampil ke muka. Mungkin karena terlalu banyak membaca puisi khalil gibran yang minim tautan rasa.

    Salam.

    BalasHapus
  12. Terima kasih untuk kritikan Anda, semoga untuk selanjutnya puisiku akan berkenan di hati anda. Salam kenal kembali dan terima kasih untuk kunjungannya

    BalasHapus

Blog ini DOFOLLOW. Tuliskan comentar Anda, Anda akan mendapatkan blaclink secara otomatis.